A. PENGANTAR
        Pada Bab 1, telah diuraikan bahwa Statistik terbagi menjadi dua: Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial. Statistik Deskriptif adalah statistik yang tingkat pekerajaannya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan, dan menganalisi data angka, agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas tanpa penarikan kesimpulan.  Statistik Inferensial (Induktif)adalah statistik yang menyediakan aturan analisis data   untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum.  Statistik Inferensial terbagi menjadi 2 macam: Parametrik dan Non Parametrik Statistik Non Parametrik tidak membutuhkan uji prasyarat dalam analisis data. Statistik Parametrik membutuhkan persyaratan dan asumsi dalam analisis data.
B. HIPOTESIS 
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang didasarkan pada teori yang relevan.  (Sugiono, 2015). Hipotesis terdiri dari 2 macam: 
𝐻0 : Hipotesis yang belum diyakini peneliti terhadap teori yang dipakai. Misal ; tidak ada, tidak ada perbedaan, tidak ada hubungan, tidak ada pengaruh, dll.
𝐻1 : Hipotesis yang telah diyakini peneliti terhadap teori yang dipakai.Misal ; ada, ada perbedaan, ada hubungan, ada pengaruh, dll. Hipotesis 𝐻0 dan 𝐻1 masing-masing terbagi menjadi Hipotesis terarah dan hipotesis tidak terarah. (Subana dkk, 2020). Penggunaan hipotesis terarah maupun tidak terarah akan berpengaruh terhadap teknik analisis data.
Contoh Hipotesis terarah ; 
    𝐻0 : Tidak ada korelasi antara motivasi orang tua dengan keinginan anak belajar 
    𝐻1 : Terdapat korelasi antara motivasi orang tua dengan keinginan anak belajar 
    𝐻0 : Kebiasan bermain gadget tidak berpengaruh terhadap sikap sosial anak
    𝐻1 : Kebiasan bermain gadget berpengaruh terhadap sikap social anak.
    𝐻0 : Model pembelajaran A tidak lebih baik dari pada model pembelajaran B. 
    𝐻1 : Model pembelajaran A lebih baik dari pada model pembelajaran B.
Contoh Hipotesis tidak terarah ; 
    𝐻0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang ikut Bimbel dengan siswa yang belajar mandiri
    𝐻1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang ikut Bimbel dengan siswa yang belajar mandiri

C. TARAF SIGNIFIKANSI (𝛼)
            Taraf signifikansi yaitu suatu taraf pengujian kumpulan data dalam rangka pembuktian hipotesis yang umumnya diungkapkan dalam bentuk persen.  Menurut Subana, dkk, taraf signifikansi yang umum digunakan untuk bidang pendidikan yaitu 𝜶=𝟎,𝟎𝟓 , 𝜶=𝟎,𝟎𝟏 atau 𝜶=𝟎,𝟏𝟎. Misalnya dalam penelitian bidang pendidikan menetapkan 𝜶=𝟎,𝟎𝟓 (5%), maka hasil penelitian tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95%. Artinya jika hasil penelitian  diujicobakan kepada 100 orang, maka sejumlah 95 kali berhasil, dan 5 kali meleset.

D. DERAJAD KEBEBASAN
           Degree of Freedom ini adalah banyaknya pengamatan bebas dari total pengamatan N atau jumlah total observasi dikurangi jumlah batasan independen yang dikenakan pada observasi. Derajat kebebasan adalah total pengamatan (N) dikurangi banyaknya parameter yang ditaksir atau df = N – banyaknya parameter yang ditaksir (k). (Gujarati). Misalnya: “Pengaruh Strategi Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kepercayaan diri Siswa Pada Mata Pelajaran Psikologi”. Diketahui n = 20, dan k = 3, df = 20 -3 = 17 dan taraf signifikansi α=0,05.

E. PROSEDUR UJI HIPOTESIS
        Uji Hipotesis merupakan pembuktian terhadap pernyataan tentang sifat populasi. (Alghifari,2015). Terdapat 5 (lima) langkah dalam prosedur uji hipotesis: 
Contoh Pengujian Hipotesis:
Misalkan akan diteliti  tentang gaji rata rata guru honorer di kota tertentu. Apakah Gaji rata-rata bulanan guru honorer di Kota tersebut lebih  dari 1.000.000,- Penelitian menggunakan 42 sampel guru.  
Penyelesaian: 
1. Merumuskan Hipotesis.
𝐻0 : Gaji rata-rata bulanan guru honorer di Kota A ≤ 1.000.000
𝐻1 : Gaji rata-rata bulanan guru honorer di Kota A > 1.000.000
2. Menentukan taraf signifikansi: 𝛼=0,05
3. Menentukan nilai statistik: Karena sampel lebih dari 30 (n>30) maka menggunakan uji Z. Misalkan  nilai statistik 𝑍𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=(𝑋 ̅𝜇)/𝜇𝑋 ̅  =1,99  dan Nilai Kritis 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=1,645
4. Pengambilan Keputusan:  Karena  𝑍𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙  (1,99>1,645), maka menolak 𝐻_0 dan menerima 𝐻1.
5. Kesimpulan: Gaji rata-rata bulanan guru honorer di Kota A lebih dari Rp. 1.000.000,-.

F. UJI NORMALITAS 
        Uji normalitas ialah pengujian yang menganalisis nilai residual bersifat normal atau tidak. Uji normalitas merupakan syarat untuk uji statistik parametrik. Uji Normalitas terbagi menjadi 3 (tiga) :
Contoh Uji Normalitas:
Misalkan akan diuji data hasil belajar dari 20 siswa apakah berdistribusi normal atau tidak. Akan digunakan uji liliefors untuk jenis uji normalitasnya.  Adapun datanya adalah: 35, 37, 40, 50, 40, 50, 57, 52, 59, 63, 68, 70, 73, 75, 78, 70, 70, 81, 90, 84. 
Penyelesaian: 
1. Merumuskan Hipotesis.
𝐻0 : Data berdistribusi normal 
𝐻1 : Data tidak berdistribusi normal 
2. Menentukan taraf signifikansi: 𝛼=0,05
3. Menentukan nilai statistik 𝐿_ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔. Berdasarkan hasil perhitungan (manual) didapatkan 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=0,10.  dan 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=0,19.
4. Pengambilan Keputusan:  Karena  𝐿𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙  (0,10<0,"19"), maka menerima 𝐻0 dan menolak 𝐻1
5. Kesimpulan: Data hasil belajar siswa berdistribusi nomral. 

G. UJI HOMOGENITAS 
        Uji Homogenitas adalah pengujian yang mendekteksi informasi data penelitian dari masing-masing kelompok data mempunyai variasi atau keragaman nilai yang sama. Uji homogenitas merupakan salah satu syarat dalam uji statistik parametrik seperti; uji t, regresi, dan anava. Menurut Fajri Ismail (2018), macam-macam uji homogenitas terdiri dari 2 macam, yaitu: 
Contoh Uji HOmogenitas:
Misalkan akan diuji data penelitian dari hasil skor dua model pembelajaran A dan B. Akan diuji apakah kedua kelompok tersebut memeliki varians yang sama atau tidak. Adapun data skornya adalah sebagai berikut:
Penyelesaian:  Menggunakan uji Fisher
1. Merumuskan Hipotesis.
𝐻0 : Data skor kelompok A dan B memiliki varians sama atau homogen
𝐻1 : Data skor kelompok A dan B tidak memiliki varians sama atau heterogen
2. Menentukan taraf signifikansi: 𝛼=0,05
3. Menentukan nilai statistik 𝐹_ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔. Berdasarkan hasil perhitungan (manual) didapatkan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=1,95.  dan 𝐹_𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=3,1.
4. Pengambilan Keputusan:  Karena  𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙  (1,95<3,1), maka menerima 𝐻0 dan menolak 𝐻1
5. Kesimpulan: Data skor kelompok A dan B memiliki varians sama atau homogen. 

VIDEO PEMBELAJARAN PENJELASAN MATERI DIATAS

DAFTAR PUSTAKA
1. Sugiono, 2021."Statistik Untuk Penelitian". Bandung: Alfabeta. 2. Winarsunu, Tulus. 2017. "Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan". Malang. UNMU. 3. Ismail, Fajri. 2018. "Statistik untuk Penelitian Pendidikan dan Sosisal". Jakarta: Prenada Media Group. 4. Algifari, 2016. "Statistik Induktif". Yogyakarta: UPP STIM YKPN.