Kesimpulan adalah sebuah keputusan yang didapatkan berdasarkan cara berpikir deduktif atau induktif dari sebuah gagasan atau penelitian (KBBI). Menurut Suharsimi Arikunto, penarikan kesimpulan dalam penelitian harus berdasarkan data, bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti. Kesimpulan dalam penelitian berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan masalah. 

    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan perumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan (Sugiyono, 2018: 252-253). Peneliti kualitatif cenderung menganalisa data mereka secara induktif yakni diawali dari usaha memperoleh data secara detail (riwayat hidup responden, life story, life style, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi lalu dikategori, diabstraksi dan dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan (Siddiq dan Choiri, 2019: 55). 
    Metode induktif ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengan jalan menarik kesimpulan yang bersifat umum atau bersifat lebih umum berdasarkan atas pemahaman atau pengamatan terhadap sejumlah hal yang bersifat khusus. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Contoh 1 :  (Sugiyono, 2015; 238-239)

“Pengembangan Model Link and Macth Kompetensi Berbasis Dudi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Manajemen dan Bisnis Semarang” 

Rumusan Masalah:
1. Kompetensi lulusan SMK yang bagaimanakah yang dapat memenuhi harapan dunia?
2. Bagaimanakah mekanisme dunia kerja dalam menentukan kebutuhan kompetensi tenaga kerja?
3. …………..

Kesimpulan:
1. Kompetensi lulusan SMK yang diharapkan DUDI : 
Prodi Akuntansi: Mampu mengerjakan pembukuan, perpajakan dan akuntansi computer.
Prodi Administrasi Perkantoran: Memiliki kemampuan sebagai administrator perkantoran.
…..
2. Mekanisme penentuan kompetensi DUDI adalah 
a) Identifikasi Kompetensi, 
b)Kompetensi Model, 
c) Asesmen Standar Kompetensi, dan 
d) Pengembangan Strategi dan Sumber.
3. ……………


Contoh 2 : 
“Peran Motivasi Belajar Orang Tua kepada Anak-anaknya” 

Rumusan Masalah:
  1. Bagaimanakah peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar kepada anak-anaknya?
  2. Apakah ayah mempunyai peranan yang sama dengan ibu dalam memberikan motivasi belajar?

Kesimpulan:
  1. Orang tua memiliki peran yang besar dalam motivasi belajar kepada anak-anaknya. 
  2. Peranan ayah dalam motivasi belajar kepada anak-anaknya tidak sebesar ibu. 

    Kesimpulan dalam penelitian kuantitatif adalah  pengujian hipotesis dan cara menyampaikan terkait diterima atau tidaknya jawaban sementara (hipotesis) yang dilontarkan sebelumnya. Menurut Muri Yusuf dalam Siddiq dan Choiri (2019:55) dalam penelitian kuantitatif proses menganalisis data dilakukan secara deduktif, karena hipotesis yang disusun berdasarkan teori yang sudah ada. Penelitian kuantitatif memfokuskan pada pembuktian hipotesis yang telah disusun sehingga analisis data harus pula dilakukan secara deduktif, dari umum ke khusus.

Contoh 3 : 
JPPI (JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN INDONESIA)/TERAKREDITASI SINTA 2 https://jurnal.iicet.org/index.php/jppi/article/view/1320/1030

“Hubungan Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah Berbasis Agama terhadap Prestasi Belajar Siswa” 

Rumusan Hipotesis:
  1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas V
  2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan sekolah berbasis agama dengan prestasi siswa kelas V Sekota Magelang
  3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah berbasis agama dengan prestasi siswa kelas V.
Kesimpulan:
Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah berbasis agama memiliki hubungan terhadap prestasi siswa

Contoh 4  
(Sugiyono, 2015; 238-239)

“Keefektifan Metode Permainan Pada Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial Mahasiswa PGSD” 

Rumusan Masalah:
  1. Apakah metode permainan lebih efektif daripada metode ceramah dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kompetensi social mahasiswa PGSD?
  2. Bagaimanakah tingkat perubahan kompetensi social mahasiswa pada pembelajaran IPS mengggunakan metode permainan?
Rumusan Hipotesis:
  • H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen (metode permainan) kelompok control (metode ceramah) dalam meningkatkan kompetensi sosial mahasiswa PGSD.
  • H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen (metode permainan) kelompok control (metode ceramah) dalam meningkatkan kompetensi sosial mahasiswa PGSD.
  • H0: Peningkatan kompetensi sosial mahasiswa yang mengggunakan metode permainan pada pembelajaran IPS tidak lebih tinggi dari pada metode ceramah.
  • H1: Peningkatan kompetensi sosial mahasiswa yang mengggunakan metode permainan pada pembelajaran IPS lebih tinggi dari pada metode ceramah.
Kesimpulan:
  1. Pembelajaran metode permainan lebih efektif dari pada metode ceramah dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kompetensi social mahasiswa PGSD 
  2. Metode permainan lebih efektif meningkatkan interaksi social mahasiswa sebesar 89,19% dari kategori rendah menjadi baik.

VIDEO PEMBELAJARAN MATERI DI ATAS

DAFTAR PUSTAKA
  1. Sugiono, (2020). Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta 
  2. Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.
  3. Siddiq, Umar dan Choiri, (2019). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan. Ponorogo. CV. Nata Karya.